Jumat, 26 Oktober 2012

PRAKTIKUM BIOLOGI PENGAMATAN PROTISTA SMA KELAS X



 I.         Destination Activities: Through the process of observation and report students can:
       understand the principles of grouping protists;
       describe protists were found;
       determining the classification of protists were found.
II.      Culture and Character to be built in this activity; honest, discipline, love reading, communicative, responsible for the task, creative, democratic cooperation, care for the environment.
III.   Tools and Materials
Tool:                                            Material:
1. microscope                               1. Water from various habitats Protists
2. object glass                               2. Relevant Books
3. glass cover                                3. Other sources (such as: wibesite, blogs) that are relevant
4. Pasteur pipette
5. tissue or a cotton
IV.   Working Procedure:
A.  Prepare yourself to do observation with a plan or a draft report ready to be filled observation result data. Install the missing number label on your clothes is easy for teachers to assess, and join the respective study groups.
B.  After the teacher gives instructions, demonstrations and guidance on the use of mikrskop correctly, each group taking a microscope and observation equipment then look for a representative for the observations (safe for work, pretty light).
C.  Take the preparation of a variety of habitats with a Pasteur pipette and then dropped into the glass object, cover with a glass cover and put on the table the microscope.
D.  Arrange reflector light microscope in order to get into the microscope lens microscope then focus patiently and carefully until the object is focused and can be observed clearly.
E.   If you do find a description of the observed object by combining a variety of information in books or other relevant sources. Determine the position of taxon Protista you find them and report to the teacher to be confirmed and judgment.
F.   Then administering your observations as follows:
No
Pictures of Protists
Description / Characteristics
classification
Role
1.





Kingdom:
phylum:
Classis:
Order:
Family:
genus:
species:
Source:

V.      Assessment Criteria:
1. readiness tools and materials   4. conformity with the procedure work   7. responsibility
2. readiness reports                      5. timeliness
3. teamwork                                 6. disciplinary work
VI.   Report Format
       Page Title
       Competency Standar, Basic Competency, Purpose, Cultural Values ​​and Character
       Basis Theorical
       Tools and Materials
       Work Procedures
       Observation Results
       Problems and Problem-solving
       Conclusion
       Bibliography

BACA SAMPAI TUNTAS, ...!!!
Contoh Penyusunan Landasan Teori untuk Laporan Praktikum
Pengamatan Protista

Belajar bermakna memerlukan proses agar belajar bisa membangun kemampuan hidup untuk menjadi bekal menghadapi berbagai permasalahan. Proses belajar yang baik dengan bimbingan guru-guru yang berpengalaman dan memiliki keilmuan yang ilmiah akan sangat menentukan kesuksesan Anda sebagai seorang pelajar. Jangan terkecoh dengan berbagai promo bimbingan belajar yang menjual trik cara singkat dan kemewahan karena itu bukan esensi pendidikan dan pembelajaran!
Dapatkan bimbingan guru-guru terbaik dan proses pembelajarn dengan benar dan mudah hanya di:
BIMBINGAN BELAJAR "PRIMA SAINS" BALI
d/a Graha “Prima Sains” Bali Jln. By Pass Kediri-Tabanan (sekarang Jln. Soekarno) Nomor 88i; 300 Meter ke Arah Timur dari Hardy's Tabanan di Sebelah Utara Jalan; Tlp. Atau SMS di (0361) 2074942

MOTTO
KARYA  PRIBUMI  UNTUK  BALI  YANG  MENDUNIA

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun landasan teori untuk laporan praktikum antara lain:
1.      Lihat tujuan praktikum yang akan dilaksanakan
Landasan teori hendaknya dapat menjadi landasan untuk pencapaian tujuan praktikum.
2.      Sumber
Sumber landasan teori hendaknya dari berbagai sumber yang kualitas kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan.
3.      Keluasan teori
Keluasan teori hendaklah mengacu pada teori tersebut penting untuk disajikan. Karena landasan teori akan membantu kita untuk menentukan obyek pengamatan, mengumpulkan data dalam praktikum, menentukan klasifikasi dalam hal-hal yang berkaitan dengan pencapaian tujuan praktikum.

Contoh: landasan teori untuk praktikum pengamatan Protista sesuai dengan Lembar Kegiatan Siswa di atas berdasarkan Tujuan Kegiatan:
Melalui proses pengamatan dan pembuatan laporan siswa dapat:
·       memahami prinsip pengelompokan Protista;
·       mendeskripsikan Protista yang ditemukan;
·       menentukan klasifikasi dari Protista yang ditemukan.

LANDASAN TEORI PENGAMATAN PROTISTA
A.           Pengelompokan Protista
Makhluk hidup anggota Protista mulai terungkap setelah Antony van Leeuwenhoek mengamati makhluk-makhluk kecil menggunakan mikroskop sederhananya sekitar 300 tahun silam. Dengan mikroskop sederhananya tersebut, ia mampu mengamati berbagai jenis mikroorganisme. Salah satunya adalah Protista. Protista merupakan salah satu kingdom yang memiliki anggota cukup banyak.
Banyak jenis Protista yang secara morfologi memang membingungkan. Menurut Brum et al. (1994: 810), Protista memiliki beberapa anggota, ada yang mirip tumbuhan, hewan, dan jamur. Akan tetapi, satu hal yang pasti bahwa seluruh anggota Kingdom Protista bersifat eukariot.
Pengelompokan Protista berdasarkan prinsip klasifikasi artifisial yang artinya dibuat oleh manusia. Sehingga Protista akan terbagi dalam berbagai takson menggunakan berbagai dasar atau kriteria. Sehingga walaupun jenis-jenis Protista tersebut berada dalam satu kelompok takson belum tentu dekat kekerabatannya, Santoso (2007).
Anshori (2009) menambahkan bahwa anggota kingdom Protista umumnya organisme bersel satu, ada yang berkoloni dan ada pula yang bersel banyak, tetapi belum memiliki jaringan. Hampir semua protista hidup di air, baik air tawar maupun air laut, dan beberapa yang hidup pada jaringan hewan lain. Kingdom ini ada yang menyerupai hewan, tumbuhan, maupun jamur. Sebagian protista bersifat autotrop, yaitu dapat berfotosintesis karena memiliki pigmen fotosintetik, seperti alga dan protozoa fotosintetik, misalnya Euglena. Sebagian lainnya merupakan Protozoa non fotosintetik yang hidup sebagai heterotrop, baik secara Fagotrop dan Osmotrop. Protozoa yang merupakan jamur memiliki siklus hidup dengan fase muda bersifat seperti amoeba dan reproduksinya mirip dengan jamur, yang meliputi jamur air dan jamur lendir.

1.             Protista yang Menyerupai Hewan (Protozoa)
Protozoa merupakan organisme bersel tunggal yang sudah memiliki membran inti (eukariota). Protozoa berukuran mikroskopis, yaitu sekitar 100 sampai 300 mikron. Bentuk sel Protozoa sangat bervariasi ada yang tetap dan ada yang berubah-ubah. Protozoa umumnya dapat bergerak aktif karena memiliki alat gerak berupa kaki semu (pseudopodia), bulu cambuk (flagellum), bulu getar (cilia), namun ada juga yang tidak memiliki alat gerak. Sebagian besar Protozoa hidup bebas di air tawar dan laut sebagai komponen biotik. Beberapa jenis Protozoa hidup sebagai parasit pada hewan dan manusia. Protozoa hidup secara heterotrop dengan memangsa bakteri, protista lain, dan sampah organisme, Anshori (2009).
Penggolongan Protozoa
Berdasarkan alat geraknya, digolongkan atas 4 kelas;

a.      Rhizopoda (Sarcodina)
Alat geraknya berupa aliran isi sel atau tonjolan sitoplasma yang disebut pseudopodia. Contoh spesies dalam kelas Rhizopoda:
1)      Amoeba
Jenis Amoeba yang hidup di dalam tubuh manusia disebut Entamoeba, misalnya:
a)         Entamoeba dysentriae, penyebab penyakit disentri, karena menyerang dan merusak jaringan usus, disebut juga Entamoeba histolitica.
b)        Entamoeba ginggivalis, hidup di rongga mulut.
c)         Entamoeba coli, hidup dalam kolon, sebenarnya bukan parasit, tetapi kadang-kadang menyebabkan diare.






 




Gambar 1: Amoeba 
Sumber: Ilmu Pengetahuan Populer Jilid 6, 2000 : 190
2)      Foraminifera, hidup di laut, terlindung kerangka luar yang beruang banyak yang terbuat dari kalsium karbonat. Kerangka yang telah kosong mengendap di dasar laut dan merupakan tanah "globigerina". Fosilnya berguna sebagai petunjuk dalam pencarian minyak bumi.
3)      Radiolaria, hidup di laut. Kerangka tubuhnya tersusun dari silikat membentuk tanah radiolaria yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan penggosok.

Contoh takson Amoeba proteus
Amoeba proteus Klasifikasi ilmiah
Domain:
Kerajaan:
Upakerajaan:
Divisi:
Filum:
Upafilum:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
Amoeba proteus
b.      Flagellata (Mastigophora)
Alat gerak berupa bulu cambuk (flagellum).
Flagellata dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu:
1)  Flagellata yang mempunyai kromatofora dan struktur yang mengandung pigmen hijau klorofil, disebut kelompok fitoflagellata.
Contoh:
a)    Euglena viridis, hidup di air tawar.

Gambar 2: Euglena
Sumber: Bilogy Life on Earth, 1999 : 369
b)    Volvox globator, hidup di air tawar, berkoloni, merupakan kumpulan ribuan hewan bersel satu yang berflagel dua. Sel-sel pembentuk koloni dihubungkan dengan benang-benang plasma.
c)    Noctiluca miliaris, hidup di laut, mempunyai dua flagel, yang
d)    satu panjang dan yang satu pendek, hewan ini menyebabkan laut tampak bercahaya pada waktu malam hari.
2) Flagellata yang tidak mempunyai pigmen klorofil disebut kelompok zooflagellata. Contoh:
a)         Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodosiense, penyebab penyakit tidur pada manusia. Hospes perantaranya adalah lalat tse-tse, yaitu Glosina palpalis dan Glosina mursitans. Trypanosoma hidup di dalam kelenjar getah bening atau cairan serebro spinal manusia.
b)        Trichomonas vaginalis, parasit pada vagina saluran urine wanita.
c)         Leishmania tropica, penyebab penyakit kalaazar dengan tanda demam dan anemia.
d)        Leishmania tropica, penyebab penyakit kulit, disebut penyakit oriental.
e)         Trypanosoma evansi, penyebab penyakit sura (malas) pada ternak, hospes perantara lalat tabanus, Firmansyah (2009).


Gambar 3: Beberapa spesies Zoomastigophora adalah (a) Trypanosoma brucei; (b) Giardia lamblia; (c) Trichomonas.
Sumber: Biology: The Unity and Diversity of Life , 1995

c.       Ciliata (Ciliophora)
Alat gerak berupa cilia atau bulu getar. Bentuk tubuh tetap, hidup di air tawar yang banyak mengandung zat organik dan bakteri. Ada yang hidup bersimbiosis di dalam usus vertebrata. Contoh:
1)      Paramaecium caudatum, bereproduksi secara aseksual dengan membelah diri dengan arah transversal, seksual dengan konjugasi dengan terjadi pertukaran inti kecil (mikronukleus).
2)      Stentor, bentuk seperti terompet dan menetap di suatu tempat.
3)      Vorticella, bentuk seperti lonceng bertangkai panjang dengan bentuk lurus atau spiral yang dilengkapi cilia di sekitar mulutnya.
4)      Didinium, predator pada ekosistem perairan, yaitu pemangsa Paramaecium.
5)      Stylonichia, bentuk seperti siput, cilianya berkelompok. Banyak ditemukan pada permukaan daun yang terendam air.
6)      Balantidium coli, habitat pada kolon manusia dan dapat menimbulkan balantidiosis (gangguan pada perut), Firmansyah (2009).

Gambar 4: (a) Balantidium coli (b) Stentor (c) Vorticella (d) Stylonychia

d.      Sporozoa
Tidak mempunyai alat gerak. Dapat membentuk semacam spora dalam siklus hidupnya, bersifat parasit pada manusia atau hewan. Reproduksi dibagi menjadi dua:
1)      Aseksual dengan schizogoni, yaitu membelah diri di dalam tubuh inang dan sporogoni, yaitu membuat spora di dalam tubuh inang perantara.
2)      Seksual dengan peleburan makrogamet dan mikrogamet di dalam tubuh nyamuk. Contoh:
a)      Plasmodium vivax, penyebab malaria tertiana dengan masa sporulasi setiap 2 x 24 jam.
b)      Plasmodium falcifarum, penyebab malaria tropikana dengan masa sporulasi setiap 1 x 24 jam.
c)      Plasmodium malaria, penyebab malaria kuartana dengan masa sporulasi setiap 3 x 24 jam.
d)     Plasmodium ovale, penyebab malaria ovale, Firmansyah (2009).

2.             Protista Mirip Tumbuhan (Ganggang/Alga)
a.      Ciri-ciri Alga
Alga memiliki ciri-ciri, antara lain:
1)      Belum mempunyai akar, batang, dan daun sejati.
2)      Mempunyai klorofil, terdapat pirenoid yang berfungsi membentuk amilum.
3)      Sebagai organisme bersel satu (uniseluler) dan (multiseluler).
4)      Habitat di air tawar, air laut, dan di tempat-tempat yang lembap, Firmansyah (2009).
Sementara itu Anshori (2009) menambahkan beberapa ciri alga seperti;
5)      Alga juga memiliki pigmen lain, seperti fikosianin (warna biru), fikoeritrin (warna merah), fikosantin (warna coklat), xantofil (warna kuning) dan karotena (warna keemasan).
6)      Beberapa alga ada yang berthalus, yaitu struktur tubuhnya yang berupa akar, batang, dan daun tidak sejati.
b.      Klasifikasi Alga
Berdasarkan macam klorofil dan pigmen lain yang dominan, alga dibagi menjadi empat divisio, yaitu:
1)        Chlorophyta (ganggang hijau).
a)      Ciri-ciri:
(1)   Ada yang bersel satu, bersel banyak, berkoloni, berbentuk benang, dan lembaran. Selnya eukaryot. Punya klorofil a dan b, dan pigmen tambahan karoten. Cara hidup bebas, sebagai epifit atau fitoplankton.
(2)   Reproduksi aseksual dengan pembelahan sel (bersel tunggal), fragmentasi (koloni dan filamen), pembentukan zoospora (sel berflagel dua), aplanospora (spora yang tidak bergerak), dan autospora (aplanospora yang mirip dengan sel induk). Reproduksi seksual dengan isogami (peleburan dua gamet yang bentuk dan ukurannya sama), anisogami (peleburan dua gamet, yaitu yang ukurannya tidak sama) dan oogami (peleburan dua gamet, yaitu sperma dan sel telur).
b)      Klasifikasi Chlorophyta
Berdasarkan bentuk dan dapat tidaknya bergerak, Chlorophyta digolongkan menjadi beberapa genus, yaitu:
(1)   Alga hijau bersel satu tidak bergerak Contoh: Chlorococcum (bulat, punya pirenoid), Chlorella (bulat, kloroplas berbentuk mangkuk, punya pirenoid sebagai sumber protein sel tunggal).

Gambar 5: Chlorella
Sumber: bio.utexas.edu
(2)   Alga hijau bersel satu dapat bergerak Contoh: Chlamydomonas (bulat telur, berflagel dua di ujung depan, kloroplas berbentuk antara mangkuk dan pita, terdapat stigma (bintik mata).

Gambar 6: Chlamydomonas
Sumber: Microsoft Encarta 2006
(3)   Alga hijau berkoloni tidak bergerak Contoh: Hydrodictyon (koloni berbentuk jala inti, dan pirenoid banyak).
(4)   Alga hijau berbentuk koloni bergerak Contoh: Volvox (koloni bulat, berisi beribu-ribu sel).
(5)   Alga hijau berbentuk benang (filamen) Contoh:
(a)    Spirogyra (benang tidak bercabang, inti tunggal, kloroplas berbentuk pita tersusun spiral, pirenoid banyak).
(b)   Oedogonium (filamen tidak bercabang, kloroplas berbentuk jala, pirenoid banyak, inti satu besar).
(6)   Alga hijau berbentuk thalus Contoh: Ulva lactua (selada laut), bentuk lembaran seperti daun.

Gambar 7: (a) Contoh alga yang uniselular berkoloni adalah Volvox . (b) Contoh alga multiselular adalah Ulva.
Sumber: Biology: Discovering Life,1991

2)        Phaeophyta (ganggang cokelat)
Tubuh menyerupai tumbuhan tinggi. Mempunyai klorofil a dan c, pigmen tambahan xantofil dan fikosantin. Habitat sebagian besar di laut. Reproduksi aseksual dengan fragmentasi, zoospora. Reproduksi seksual dengan oogami, sel telur dihasilkan oleh oogonia, dan sperma dihasilkan oleh anteridia. Contoh: Laminaria sp (penghasil asam alginat yang dibutuhkan untuk produksi tekstil, makanan, dan kosmetik), Sargassum sp, Fucus, Turbinaria decurens, Macrocystis.

3)        Chrysophyta (ganggang keemasan)
a)        Ciri-ciri
(1)   Habitat di air tawar. Bersel tunggal, membentuk koloni atau benang.
(2)   Dinding sel mengandung silika. Cara hidup sebagai fitoplankton.
(3)   Mempunyai klorofil a dan c, pigmen tambahan berupa karoten.
b)        Klasifikasi Chrysophyta
Dibagi menjadi tiga kelas, yaitu:
(1)   Xanthophyceae (ganggang hijau kuning). Mempunyai klorofil, xantofil. Contoh: Vaucheria sp.
(2)   Chrysophyceae (ganggang coklat-keemasan). Mempunyai klorofil dan karoten. Contoh: Ochromonas, Synura.


Gambar 8: (a) Vaucheria tumbuh di atas tanah merah, (b) Synura, dan (c) Mischococcus
Sumber: Biology: The Unity and Diversity of Life , 1995

(3)   Bacillariophyceae (diatom). Banyak dijumpai di atas permukaan tanah basah (sawah, got, parit). Tubuh uniseluler, ada yang berkoloni. Dinding sel tersusun atas dua belahan, yaitu kotak (hipoteka) dan tutup (epiteka). Contoh: Navicula, Pinnularia.


Gambar 9:  Contoh spesies diatom yang memiliki bentuk beragam, seperti (a) cakram, (b) bintang, dan (c) roda.
Sumber: Biological Science , 1986

4)        Rhodophyta (ganggang merah)
Habitat di laut. Tubuhnya bersel banyak. Mempunyai klorofil a dan d, pigmen tumbuhan fikosianin, fikoerithrin. Contoh: Eucheuma spinosum (bisa dibuat agar-agar), Gelidium sp, dan Gracillaria sp.

3.             Protista Mirip Jamur (Jamur Protista)
Jamur Protista dibagi menjadi dua filum, yaitu:
a.      Mycomycota (Jamur Lendir)
Habitat di hutan basah, batang kayu yang membusuk, sampah basah, dan tanah yang lembap. Fase vegetatif berbentuk seperti lendir. Sifat seperti Amoeba, reproduksi mirip jamur. Contoh: Dictyostelium discoideum.
b.      Oomycota (Jamur Air)
Jamur air dimasukkan ke kingdom Protista karena strukturnya mirip alga, tetapi tidak berklorofil. Hifa tidak bersekat, intinya banyak. Dinding sel berupa selulosa. Reproduksi aseksual dengan zoospora dan seksual menghasilkan zigot. Contoh: Phytophythora infestan (parasit pada kentang), Phytium (penyebab penyakit busuk pada kecambah berbagai tanaman).

4 komentar: