I.
Destination Activities: Through the
process of observation and report students can:
•
understand the principles of
grouping protists;
•
describe protists were found;
•
determining the classification
of protists were found.
II.
Culture and Character to be built in this activity; honest, discipline, love reading, communicative, responsible for
the task, creative, democratic cooperation, care for the environment.
III.
Tools and Materials
Tool: Material:
1. microscope 1. Water from various habitats Protists
2. object glass 2. Relevant Books
3. glass cover 3. Other sources
(such as: wibesite, blogs) that are relevant
4. Pasteur pipette
5. tissue or a cotton
IV.
Working Procedure:
A. Prepare yourself to do observation with a plan or a draft report ready
to be filled observation result data. Install the missing number label on your
clothes is easy for teachers to assess, and join the respective study groups.
B. After the teacher gives instructions, demonstrations and guidance on
the use of mikrskop correctly, each group taking a microscope and observation
equipment then look for a representative for the observations (safe for work,
pretty light).
C. Take the preparation of a variety of habitats with a Pasteur pipette
and then dropped into the glass object, cover with a glass cover and put on the
table the microscope.
D. Arrange reflector light microscope in order to get into the
microscope lens microscope then focus patiently and carefully until the object
is focused and can be observed clearly.
E.
If you do find a description of
the observed object by combining a variety of information in books or other
relevant sources. Determine the position of taxon Protista you find them and
report to the teacher to be confirmed and judgment.
F.
Then administering your
observations as follows:
No
|
Pictures of Protists
|
Description /
Characteristics
|
classification
|
Role
|
1.
|
Kingdom:
phylum:
Classis:
Order:
Family:
genus:
species:
Source:
|
V.
Assessment Criteria:
1. readiness tools and materials 4. conformity with the procedure work 7. responsibility
2. readiness reports 5. timeliness
3. teamwork 6. disciplinary work
VI.
Report Format
•
Page Title
•
Competency Standar, Basic
Competency, Purpose, Cultural Values and Character
•
Basis Theorical
•
Tools and Materials
•
Work Procedures
•
Observation Results
•
Problems and Problem-solving
•
Conclusion
•
Bibliography
BACA SAMPAI TUNTAS, ...!!!
Contoh Penyusunan
Landasan Teori untuk Laporan Praktikum
Pengamatan Protista
Belajar bermakna memerlukan proses
agar belajar bisa membangun kemampuan hidup untuk menjadi bekal menghadapi
berbagai permasalahan. Proses belajar yang baik dengan bimbingan guru-guru yang
berpengalaman dan memiliki keilmuan yang ilmiah akan sangat menentukan
kesuksesan Anda sebagai seorang pelajar. Jangan terkecoh dengan berbagai promo
bimbingan belajar yang menjual trik cara singkat dan kemewahan karena itu bukan
esensi pendidikan dan pembelajaran!
Dapatkan bimbingan guru-guru
terbaik dan proses pembelajarn dengan benar dan mudah hanya di:
BIMBINGAN BELAJAR "PRIMA
SAINS" BALI
d/a Graha
“Prima Sains” Bali Jln. By Pass Kediri-Tabanan (sekarang Jln. Soekarno) Nomor
88i; 300 Meter ke Arah Timur dari Hardy's Tabanan di Sebelah Utara Jalan; Tlp.
Atau SMS di (0361) 2074942
MOTTO
KARYA PRIBUMI
UNTUK BALI YANG
MENDUNIA
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
menyusun landasan teori untuk laporan praktikum antara lain:
1.
Lihat
tujuan praktikum yang akan dilaksanakan
Landasan teori hendaknya dapat
menjadi landasan untuk pencapaian tujuan praktikum.
2.
Sumber
Sumber landasan teori hendaknya
dari berbagai sumber yang kualitas kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan.
3.
Keluasan
teori
Keluasan teori hendaklah mengacu pada teori
tersebut penting untuk disajikan. Karena landasan teori akan membantu kita
untuk menentukan obyek pengamatan, mengumpulkan data dalam praktikum,
menentukan klasifikasi dalam hal-hal yang berkaitan dengan pencapaian tujuan
praktikum.
Contoh: landasan teori untuk praktikum
pengamatan Protista sesuai dengan Lembar Kegiatan Siswa di atas berdasarkan Tujuan Kegiatan:
Melalui
proses pengamatan dan pembuatan laporan siswa dapat:
· memahami prinsip pengelompokan
Protista;
· mendeskripsikan Protista yang
ditemukan;
· menentukan klasifikasi dari
Protista yang ditemukan.
LANDASAN TEORI
PENGAMATAN PROTISTA
A.
Pengelompokan Protista
Makhluk
hidup anggota Protista mulai terungkap setelah Antony van Leeuwenhoek mengamati
makhluk-makhluk kecil menggunakan mikroskop sederhananya sekitar 300 tahun
silam. Dengan mikroskop sederhananya tersebut, ia mampu mengamati berbagai
jenis mikroorganisme. Salah satunya adalah Protista. Protista merupakan salah
satu kingdom yang memiliki anggota cukup banyak.
Banyak
jenis Protista yang secara morfologi memang membingungkan. Menurut Brum et al.
(1994: 810), Protista memiliki beberapa anggota, ada yang mirip tumbuhan,
hewan, dan jamur. Akan tetapi, satu hal yang pasti bahwa seluruh anggota
Kingdom Protista bersifat eukariot.
Pengelompokan
Protista berdasarkan prinsip klasifikasi artifisial yang artinya dibuat oleh
manusia. Sehingga Protista akan terbagi dalam berbagai takson menggunakan
berbagai dasar atau kriteria. Sehingga walaupun jenis-jenis Protista tersebut
berada dalam satu kelompok takson belum tentu dekat kekerabatannya, Santoso (2007).
Anshori
(2009) menambahkan bahwa anggota kingdom Protista
umumnya organisme bersel satu, ada yang
berkoloni dan ada pula yang bersel banyak, tetapi belum memiliki jaringan. Hampir semua protista hidup di
air, baik air tawar maupun air laut, dan
beberapa yang hidup pada jaringan hewan
lain. Kingdom ini ada yang menyerupai hewan, tumbuhan, maupun jamur. Sebagian protista bersifat autotrop, yaitu
dapat berfotosintesis karena memiliki pigmen fotosintetik, seperti alga dan
protozoa fotosintetik, misalnya Euglena. Sebagian
lainnya merupakan Protozoa non fotosintetik
yang hidup sebagai heterotrop, baik secara
Fagotrop dan Osmotrop. Protozoa yang merupakan jamur
memiliki siklus hidup dengan fase muda bersifat seperti amoeba dan reproduksinya mirip dengan jamur, yang
meliputi jamur air dan jamur lendir.
1.
Protista yang Menyerupai Hewan (Protozoa)
Protozoa merupakan organisme bersel tunggal yang sudah memiliki
membran inti (eukariota). Protozoa berukuran mikroskopis, yaitu sekitar 100
sampai 300 mikron. Bentuk sel Protozoa sangat bervariasi ada yang tetap dan ada
yang berubah-ubah. Protozoa umumnya dapat bergerak aktif karena memiliki alat
gerak berupa kaki semu (pseudopodia), bulu cambuk (flagellum), bulu getar
(cilia), namun ada juga yang tidak memiliki alat gerak. Sebagian besar Protozoa
hidup bebas di air tawar dan laut sebagai komponen biotik. Beberapa jenis Protozoa
hidup sebagai parasit pada hewan dan manusia. Protozoa hidup secara heterotrop
dengan memangsa bakteri, protista lain, dan sampah organisme, Anshori (2009).
Penggolongan Protozoa
Berdasarkan alat geraknya, digolongkan atas 4 kelas;
a.
Rhizopoda (Sarcodina)
Alat geraknya berupa aliran isi sel atau tonjolan sitoplasma
yang disebut pseudopodia. Contoh spesies dalam kelas Rhizopoda:
1)
Amoeba
Jenis Amoeba yang hidup di dalam tubuh manusia disebut
Entamoeba, misalnya:
a)
Entamoeba dysentriae, penyebab penyakit disentri,
karena menyerang dan merusak jaringan usus, disebut juga Entamoeba
histolitica.
b)
Entamoeba ginggivalis, hidup di rongga mulut.
c)
Entamoeba coli, hidup dalam kolon, sebenarnya
bukan parasit, tetapi kadang-kadang menyebabkan diare.
Gambar 1: Amoeba
Sumber: Ilmu Pengetahuan Populer Jilid 6, 2000 : 190
2)
Foraminifera, hidup di laut, terlindung kerangka luar yang beruang
banyak yang terbuat dari kalsium karbonat. Kerangka yang telah kosong mengendap
di dasar laut dan merupakan tanah "globigerina". Fosilnya berguna
sebagai petunjuk dalam pencarian minyak bumi.
3)
Radiolaria, hidup di laut. Kerangka tubuhnya tersusun dari silikat
membentuk tanah
radiolaria yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan penggosok.
Contoh takson Amoeba proteus
Amoeba proteus Klasifikasi ilmiah
Domain:
|
|
Kerajaan:
|
|
Upakerajaan:
|
|
Divisi:
|
|
Filum:
|
|
Upafilum:
|
|
Ordo:
|
|
Famili:
|
|
Genus:
|
|
Spesies:
|
Amoeba proteus
|
b.
Flagellata (Mastigophora)
Alat gerak berupa bulu cambuk (flagellum).
Flagellata dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu:
1) Flagellata yang
mempunyai kromatofora dan struktur yang mengandung pigmen hijau klorofil,
disebut kelompok fitoflagellata.
Contoh:
a)
Euglena viridis, hidup di air tawar.
Gambar 2: Euglena
Sumber: Bilogy Life on
Earth, 1999 : 369
b)
Volvox globator, hidup di air tawar,
berkoloni, merupakan kumpulan ribuan hewan bersel satu yang berflagel dua.
Sel-sel pembentuk koloni dihubungkan dengan benang-benang plasma.
c)
Noctiluca miliaris, hidup di laut, mempunyai dua
flagel, yang
d)
satu panjang dan yang satu pendek, hewan ini menyebabkan laut
tampak bercahaya pada waktu malam hari.
2) Flagellata yang tidak mempunyai pigmen klorofil disebut
kelompok zooflagellata. Contoh:
a)
Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodosiense,
penyebab penyakit tidur pada manusia. Hospes perantaranya adalah lalat tse-tse,
yaitu Glosina palpalis dan Glosina mursitans. Trypanosoma hidup
di dalam kelenjar getah bening atau cairan serebro spinal manusia.
b)
Trichomonas vaginalis, parasit pada vagina saluran
urine wanita.
c)
Leishmania tropica, penyebab penyakit kalaazar
dengan tanda demam dan anemia.
d)
Leishmania tropica, penyebab penyakit kulit,
disebut penyakit oriental.
e)
Trypanosoma evansi, penyebab penyakit sura
(malas) pada ternak, hospes perantara lalat tabanus, Firmansyah (2009).
Gambar
3: Beberapa
spesies Zoomastigophora adalah
(a) Trypanosoma
brucei; (b) Giardia lamblia; (c) Trichomonas.
Sumber:
Biology: The
Unity and Diversity of Life , 1995
c.
Ciliata (Ciliophora)
Alat gerak berupa cilia atau bulu getar. Bentuk tubuh tetap,
hidup di air tawar yang banyak mengandung zat organik dan bakteri. Ada yang
hidup bersimbiosis di dalam usus vertebrata. Contoh:
1)
Paramaecium caudatum, bereproduksi secara aseksual
dengan membelah diri dengan arah transversal, seksual dengan konjugasi dengan
terjadi pertukaran inti kecil (mikronukleus).
2)
Stentor, bentuk seperti terompet dan menetap di suatu tempat.
3)
Vorticella, bentuk seperti lonceng bertangkai panjang dengan bentuk
lurus atau spiral yang dilengkapi cilia di sekitar mulutnya.
4)
Didinium, predator pada ekosistem perairan, yaitu pemangsa Paramaecium.
5)
Stylonichia, bentuk seperti siput, cilianya berkelompok. Banyak
ditemukan pada permukaan daun yang terendam air.
6)
Balantidium coli, habitat pada kolon manusia
dan dapat menimbulkan balantidiosis (gangguan pada perut), Firmansyah (2009).
Gambar
4: (a) Balantidium
coli (b) Stentor (c) Vorticella (d) Stylonychia
d.
Sporozoa
Tidak mempunyai alat gerak. Dapat membentuk semacam spora dalam
siklus hidupnya, bersifat parasit pada manusia atau hewan. Reproduksi dibagi
menjadi dua:
1)
Aseksual dengan schizogoni, yaitu membelah diri di dalam tubuh
inang dan sporogoni, yaitu membuat spora di dalam tubuh inang perantara.
2)
Seksual dengan peleburan makrogamet dan mikrogamet di
dalam tubuh nyamuk. Contoh:
a)
Plasmodium vivax, penyebab malaria tertiana
dengan masa sporulasi setiap 2 x 24 jam.
b)
Plasmodium falcifarum, penyebab malaria tropikana
dengan masa sporulasi setiap 1 x 24 jam.
c)
Plasmodium malaria, penyebab malaria kuartana
dengan masa sporulasi setiap 3 x 24 jam.
d)
Plasmodium ovale, penyebab malaria ovale, Firmansyah
(2009).
2.
Protista Mirip Tumbuhan (Ganggang/Alga)
a.
Ciri-ciri Alga
Alga memiliki ciri-ciri, antara lain:
1)
Belum mempunyai akar, batang, dan daun sejati.
2)
Mempunyai klorofil, terdapat pirenoid yang berfungsi membentuk
amilum.
3)
Sebagai organisme bersel satu (uniseluler) dan (multiseluler).
4)
Habitat di air tawar, air laut, dan di tempat-tempat yang
lembap, Firmansyah (2009).
Sementara itu Anshori (2009)
menambahkan beberapa ciri alga seperti;
5)
Alga juga memiliki pigmen lain, seperti fikosianin (warna biru),
fikoeritrin (warna merah), fikosantin (warna coklat), xantofil (warna kuning)
dan karotena (warna keemasan).
6)
Beberapa alga ada yang berthalus, yaitu struktur tubuhnya yang
berupa akar, batang, dan daun tidak sejati.
b.
Klasifikasi Alga
Berdasarkan macam
klorofil dan pigmen lain yang dominan, alga dibagi menjadi empat divisio,
yaitu:
1)
Chlorophyta (ganggang hijau).
a) Ciri-ciri:
(1)
Ada yang bersel satu, bersel banyak, berkoloni, berbentuk
benang, dan lembaran. Selnya eukaryot. Punya klorofil a dan b, dan pigmen tambahan
karoten. Cara hidup bebas, sebagai epifit atau fitoplankton.
(2)
Reproduksi aseksual dengan pembelahan sel (bersel tunggal),
fragmentasi (koloni dan filamen), pembentukan zoospora (sel berflagel dua), aplanospora
(spora yang tidak bergerak), dan autospora (aplanospora yang mirip dengan sel
induk). Reproduksi seksual dengan isogami (peleburan dua gamet yang bentuk dan
ukurannya sama), anisogami (peleburan dua gamet, yaitu yang ukurannya tidak
sama) dan oogami (peleburan dua gamet, yaitu sperma dan sel telur).
b)
Klasifikasi Chlorophyta
Berdasarkan bentuk
dan dapat tidaknya bergerak, Chlorophyta digolongkan menjadi beberapa genus,
yaitu:
(1)
Alga hijau bersel satu tidak bergerak Contoh: Chlorococcum (bulat,
punya pirenoid), Chlorella (bulat, kloroplas berbentuk mangkuk, punya
pirenoid sebagai sumber protein sel tunggal).
Gambar 5: Chlorella
Sumber: bio.utexas.edu
(2)
Alga
hijau bersel satu dapat bergerak Contoh: Chlamydomonas (bulat telur,
berflagel dua di ujung depan, kloroplas berbentuk antara mangkuk dan pita,
terdapat stigma (bintik mata).
Gambar 6: Chlamydomonas
Sumber:
Microsoft Encarta 2006
(3)
Alga
hijau berkoloni tidak bergerak Contoh: Hydrodictyon (koloni berbentuk
jala inti, dan pirenoid banyak).
(4)
Alga
hijau berbentuk koloni bergerak Contoh: Volvox (koloni bulat, berisi
beribu-ribu sel).
(5)
Alga
hijau berbentuk benang (filamen) Contoh:
(a)
Spirogyra (benang
tidak bercabang, inti tunggal, kloroplas berbentuk pita tersusun spiral,
pirenoid banyak).
(b)
Oedogonium (filamen
tidak bercabang, kloroplas berbentuk jala, pirenoid banyak, inti satu besar).
(6)
Alga
hijau berbentuk thalus Contoh: Ulva lactua (selada laut), bentuk
lembaran seperti daun.
Gambar 7: (a) Contoh alga yang uniselular berkoloni
adalah Volvox . (b) Contoh alga multiselular adalah Ulva.
Sumber: Biology: Discovering Life,1991
2)
Phaeophyta (ganggang cokelat)
Tubuh menyerupai tumbuhan tinggi. Mempunyai
klorofil a dan c, pigmen tambahan xantofil dan fikosantin. Habitat sebagian
besar di laut. Reproduksi aseksual dengan fragmentasi, zoospora. Reproduksi
seksual dengan oogami, sel telur dihasilkan oleh oogonia, dan sperma dihasilkan
oleh anteridia. Contoh: Laminaria sp (penghasil asam alginat yang
dibutuhkan untuk produksi tekstil, makanan, dan kosmetik), Sargassum sp,
Fucus, Turbinaria decurens, Macrocystis.
3)
Chrysophyta (ganggang keemasan)
a)
Ciri-ciri
(1) Habitat di air tawar. Bersel tunggal,
membentuk koloni atau benang.
(2) Dinding sel mengandung silika.
Cara hidup sebagai fitoplankton.
(3) Mempunyai klorofil a dan c, pigmen
tambahan berupa karoten.
b)
Klasifikasi Chrysophyta
Dibagi menjadi tiga kelas, yaitu:
(1)
Xanthophyceae (ganggang hijau kuning). Mempunyai klorofil, xantofil. Contoh: Vaucheria
sp.
(2)
Chrysophyceae (ganggang coklat-keemasan). Mempunyai klorofil dan karoten. Contoh: Ochromonas,
Synura.
Gambar
8: (a) Vaucheria
tumbuh di atas tanah merah, (b) Synura, dan (c) Mischococcus
Sumber:
Biology: The
Unity and Diversity of Life , 1995
(3)
Bacillariophyceae (diatom). Banyak dijumpai di
atas permukaan tanah basah (sawah, got, parit). Tubuh uniseluler, ada yang berkoloni.
Dinding sel tersusun atas dua belahan, yaitu kotak (hipoteka) dan tutup (epiteka).
Contoh: Navicula, Pinnularia.
Gambar 9: Contoh spesies diatom yang memiliki bentuk beragam, seperti (a)
cakram, (b) bintang, dan (c) roda.
Sumber: Biological Science , 1986
4)
Rhodophyta (ganggang merah)
Habitat di laut. Tubuhnya
bersel banyak. Mempunyai klorofil a dan d, pigmen tumbuhan fikosianin,
fikoerithrin. Contoh: Eucheuma spinosum (bisa dibuat agar-agar), Gelidium
sp, dan Gracillaria sp.
3.
Protista Mirip Jamur (Jamur Protista)
Jamur Protista dibagi menjadi dua filum, yaitu:
a.
Mycomycota (Jamur Lendir)
Habitat di hutan basah, batang
kayu yang membusuk, sampah basah, dan tanah yang lembap. Fase vegetatif
berbentuk seperti lendir. Sifat seperti Amoeba, reproduksi mirip jamur.
Contoh: Dictyostelium discoideum.
b.
Oomycota (Jamur Air)
Jamur air dimasukkan ke kingdom
Protista karena strukturnya mirip alga, tetapi tidak berklorofil. Hifa tidak bersekat,
intinya banyak. Dinding sel berupa selulosa. Reproduksi aseksual dengan zoospora
dan seksual menghasilkan zigot. Contoh: Phytophythora infestan (parasit
pada kentang), Phytium (penyebab penyakit busuk pada kecambah berbagai
tanaman).