Pengaruh Pembelajaran Berbasis Portofolio dan Motivasi Berprestasi
Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa
(Studi Ekaperimen pada SMA Negeri 1 Tabanan)
oleh
I Wayan Suardana
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan
menganalisis pengaruh pembelajaran berbasis portofolio, dan motivasi
berprestasi siswa dalam pembelajaran Biologi terhadap hasil belajar Biologi
siswa. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Tabanan melalui eksperimen
dengan Desain Faktorial 2 x 2. Sampel penelitian berjumlah 80 orang siswa kelas
X yang dipilih dengan teknik Random Sampling pada kelas yang setara.
Data yang diperoleh dianalisis dengan Analisis
Varians (ANAVA) melalui uji F, kemudian dilanjutkan dengan uji Tukey. Hasilnya
sebagai berikut. (1) Secara keseluruhan, hasil belajar Biologi siswa yang
mengikuti pembelajaran difasilitasi dengan pendekatan pembelajaran berbasis
portofolio lebih tinggi daripada hasil belajar Biologi siswa yang mengikuti
pembelajaran difasilitasi dengan pembelajaran langsung (FA = 9,49743; p < 0,05). (2) Untuk siswa yang memiliki
motivasi berprestasi dalam pembelajaran Biologi tinggi, hasil belajar Biologi
siswa yang mengikuti pembelajaran difasilitasi dengan pendekatan pembelajaran
berbasis portofolio lebih tinggi daripada hasil belajar Biologi siswa yang
mengikuti pembelajaran difasilitasi dengan dengan pembelajaran langsung (Q = 10,399;
p < 0,05). (3) Untuk siswa yang memiliki motivasi berprestasi dalam
pembelajaran Biologi rendah hasil belajar Biologi siswa yang mengikuti pembelajaran difasilitasi
pembelajaran langsung lebih tinggi daripada hasil belajar Biologi siswa yang
mengikuti pembelajaran difasilitasi dengan pendekatan pembelajaran berbasis
portofolio (Q = 4,00198; p < 0,05). (4) Terdapat pengaruh interaksi antara
penggunaan pendekatan pembelajaran dan motivasi berprestasi siswa dalam
pembelajaran Biologi terhadap hasil belajar Biologi siswa (FAB =
42,14731; p < 0,05).
Beberapa implikasi penelitian ini adalah: (1)
pendekatan pembelajaran berbasis portofolio, dengan model penilaian diri sebagai
balikan, merupakan sebuah pembelajaran alternatif untuk pembelajaran Biologi,
(2) penerapan pendekatan pembelajaran berbasis portofolio dalam pembelajaran
hendaknya mempertimbangkan motivasi berprestasi siswa dalam pembelajaran Biologi.
(3) pembelajaran hendaknya juga dirancang untuk membantu meningkatkan motivasi
berprestasi siswa dalam pembelajaran Biologi, (4) pembelajaran Biologi
hendaknya dilaksanakan untuk mencapai dua tujuan, yaitu pencapaian hasil
belajar Biologi siswa sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar dan
peningkatan motivasi berprestasi siswa dalam pembelajaran Biologi.
Kata kunci : pembelajaran berbasis portofolio, motivasi
berprestasi siswa dalam pembelajaran Biologi, penilaian diri siswa, refleksi
diri siswa.
The
Effect of Portfolio-Based Instruction and Achievement Motivation upon Biology
Learning Achievement
(
An Experimental Study at SMA Negeri 1
Tabanan)
By
I Wayan Suardana
ABSTRACT
This study aimed at finding out and
analyzing the effect of portfolio-based instruction and student’s achievement
motivation upon student’s biology learning achievement. This study was
conducted at SMA Negeri 1 Tabanan through an experiment with a 2x2 factorial
design. The sample consisted of 80 tenth graders selected by random sampling.
The data collected were analyzed by
ANOVA through F-test and Tukey test. The results were as follows: (1) As whole,
the Biology learning achievement of the students who studied through an
instruction facilitated by portfolio-based instructional approach was higher than that of those who studied
through an instruction facilitated by
direct instruction (FA = 9.49743; p < 0.05). (2) For the students with a high motivation
in Biology learning, the Biology learning achievement of those who studied
through the instruction facilitated by portfolio - based instruction was higher than that of those who studied
through the instruction facilitated by direct instruction (Q = 10.399; p <
0.05). (3) For the students with a low achievement motivation, the biology
learning achievement of those who studied through the instruction facilitated
by direct instruction was higher than that of those who studied through the
instruction facilitated by portfolio-based instruction (Q = 4.00198; p <
0.05). (4) There was an interaction effect between the use of instructional
approach and student’s achievement motivation in learning biology upon the student’s biology learning achievement (
FAB = 42.14731; p < 0.05).
Some implications of this study
include (1) portfolio-based instructional approach, with self-evaluation as a
feedback is an alternative instruction for Biology instruction, (2) in applying
a portfolio-based instructional approach, the teacher should consider student’s
achievement motivation in Biology instruction. (3) An instruction should also
be designed to help the improvement of student’s achievement motivation in
Biology instruction, (4) a Biology instruction should be conducted to achieve
two purposes, i.e., the attainment of the student’s Biology learning
achievement in accordance with the standard of competencies and the basic
competencies.
Key words: Portfolio–based
instruction, student’s achievement motivation in Biology instruction, student’s self-evaluation,
student’s self-reflection.
1.
PENDAHULUAN
Di dalam proses
pembelajaran, banyak anak yang tidak dapat berprestasi dan mengembangkan
potensi dirinya. Anak tidak berprestasi dan tidak dapat mengembangkan potensi
dirinya disebabkan beberapa hal: (1) kurang memahami potensi diri, (2) metode pembelajaran,
(3) kurang mendapat dukungan lingkungan sekolah dan pergaulan yang kondusif,
(4) lingkungan pergaulan yang tidak sehat, (5) kurangnya motivasi, dan (6) perhatian orang tua yang kurang memadai.
Dalam berbagai
teori pembelajaran modern selalu menganjurkan pembelajaran agar memperhatikan
prinsip-prinsip sebagai berikut: (1) keterlibatan total pembelajar dalam
meningkatkan pembelajaran, (2) belajar bukanlah mengumpulkan informasi secara
pasif, melainkan menciptakan pengetahuan secara aktif, (3) kerja sama di antara
pebelajar sangat membantu meningkatkan hasil belajar, (4) belajar berpusat
aktivitas-aktivitas sering lebih berhasil daripada belajar berpusat-presentasi,
(5) belajar berpusat pada aktivitas dapat dirancang dalam waktu yang jauh lebih
singkat daripada waktu yang diperlukan untuk merancang pengajaran dengan presentasi.
Pendekatan proses yang digunakan dalam
pembelajaran dilihat tidak lebih sebagai proses semata, dimana ukuran
keberhasilan proses tersebut adalah produk yang dihasilkan dari ujian (tes)
bukan produk proses itu sendiri.
Kondisi serupa juga ditemukan di
sekolah-sekolah menegah atas (SMA) yang menjadi latar dari penelitian ini.
Proses pembelajaran di SMA pada umumnya berjalan secara konvensional dan
berpusat pada guru (teacher centered).
Hal ini ditandai dengan proses pembelajaran yang masih memberikan dominasi pada
guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri
melalui penemuan dan proses berpikirnya. Dari hasil observasi yang dilakukan di
sekolah-sekolah menengah atas di kabupaten Tabanan, diperoleh data dimana pada
umumnya suasana kelas dalam pembelajaran cenderung didominasi oleh guru (teacher-centered) sehingga siswa menjadi
pasif. Kondisi ini berdampak pada masih rendahnya daya serap peserta didik yang
ditandai dengan: (1) rerata hasil belajar sering di bawah nilai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimum) yang ditetapkan, (2) dilihat dari hasil pelaksanaan ulangan
blok masih banyak siswa yang belum mencapai nilai KKM terutama pada mata pelajaran
yang tergolong sains sehingga harus menempuh remidial. Hal ini bisa terjadi
karena proses pembelajaran yang dilaksanakan belum mampu menumbuhkan
kreatifitas dan daya pikir kritis siswa dalam mengembangkan kompetensi
belajarnya. Khusus pada mata pelajaran Biologi dengan belum tersedianya sarana
dan prasarana pembelajaran yang memadai, seperti terbatasnya alat dan
bahan-bahan praktikum, tidak lancarnya jaringan internet sekolah, terbatasnya
buku-buku pelajaran, menyebabkan guru lebih suka menerapkan model pembelajaran
yang cukup hanya menjelaskan
konsep-konsep yang ada pada buku ajar saja.
Di samping itu, dalam konteks belajar
Biologi, selain proses pembelajaran, bakat dan motivasi merupakan dua
determinan penting keberhasilan siswa. Bakat merupakan faktor bawaan, motivasi bersifat hasil belajar (learned),
yaitu perubahan yang terjadi pada afeksi bawaan yang diakibatkan oleh adanya
stimulus atau situasi afektif dari luar. Lebih lanjut Gardner (2001: 1)
menekankan bahwa berdasarkan hasil-hasil penelitian yang dilakukannya,
ditemukan bahwa variabel-variabel keberhasilan belajar Biologi sangat
tergantung pada variabel motivasi.
Sementara itu Botzman (1986:
299) mengatakan bahwa motivasi merupakan perilaku ke arah suatu tujuan; dengan
demikian motivasi merupakan pendorong seseorang untuk lebih giat berusaha untuk
mencapai prestasi terbaiknya. Satu cara untuk mempelajari motivasi adalah
dengan mempertimbangkan faktor-faktor non-fisiologis yang mempengaruhi
perilaku. Botzman, juga mengutip pendapat Murray (1986: 310) mengidentifikasi
beberapa motif manusia, satu di antaranya adalah motivasi berprestasi.
Satu hal yang
menarik mengiringi perubahan paradigma tersebut adalah ditemukan dan
diterapkannya pendekatan/model-model/strategi pembelajaran inovatif dan konstruktif atau
lebih tepat dalam mengembangkan dan menggali pengetahuan peserta didik secara
konkret dan mandiri. Inovasi
ini bermula dan diadopsi dari metode kerja para ilmuwan dalam menemukan suatu
pengetahuan baru (Trianto, 2007: 3).
Pembelajaran
berbasis portofolio adalah pembelajaran inovatif karena dalam proses
pembelajaran ini siswa dapat mengeksplorasi potensi belajarnya dengan membuat
karya-karya terbaik sebagai dokumen pembelajaran yang dapat di asesmen dengan
langkah-langkah penilaian portofolio. Sehingga pembelajaran portofolio
diharapkan dapat mengakomudasi dan menumbuhkan berbagai keunggulan siswa sesuai
potensi kecerdasan majemuk yang dimilikinya.
Berdasarkan alasan
tersebut, maka sangatlah urgen bagi para pendidik khususnya guru memahami
karakteristik materi, peserta didik dan metodologi pembelajaran dalam proses
pembelajaran terutama berkaitan pemilihan terhadap pendekatan/model-model
pembelajaran modern. Dengan demikian proses pembelajaran akan lebih variatif,
inovatif dan konstruktif dalam merekonstruksi wawasan pengetahuan dan
implementasinya sehingga dapat meningkatkan aktivitas, kreativitas, dan
memotivasi peserta didik di dalam proses pembelajaran.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data empiris tentang
perbedaan hasil belajar Biologi karena pengaruh pendekatan pembelajaran dan perbedaan
motivasi berprestasi siswa dalam pembelajaran Biologi. Secara operasional
sesuai dengan perumusan masalah seperti tersebut di atas, maka dapat dirumuskan
tujuan penelitian sebagai bertikut. Pertama,
Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar Biologi antara siswa yang
mengikuti pembelajaran difasilitasi dengan pendekatan pembelajaran berbasis portofolio,
dengan siswa yang mengikuti pembelajaran difasilitasi dengan pembelajaran langsung. Kedua, Untuk mengetahui
perbedaan hasil belajar Biologi untuk siswa yang memiliki motivasi berprestasi
tinggi dalam pembelajaran Biologi, antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan
pembelajaran berbasis portofolio, dengan siswa yang mengikuti pembelajaran
dengan pembelajaran langsung. Ketiga,
Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar Biologi untuk siswa yang
memiliki motivasi berprestasi rendah dalam pembelajaran Biologi, antara siswa
yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran berbasis portofolio,
dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan
pembelajaran langsung. Keempat,
Untuk mengetahui pengaruh interaksi antara jenis pembelajaran berbasis portofolio
dan motivasi berprestasi siswa dalam pembelajaran Biologi terhadap hasil
belajar Biologi siswa.
Ditinjau dari manfaatnya, penelitian
ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran bagi perkembangan ilmu
pendidikan, khususnya dalam bidang yang berkaitan dengan pembelajaran. Di samping
itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan konfirmasi atas teori tentang
konsep-konsep pembelajaran berbasis portofolio.
Sebagai acuan dalam melaksanakan
penelitian ini, ada tiga macam teori yang digunakan sesuai dengan variabel
penelitian.. Teori-teori tersebut meliputi teori tentang pembelajaran berbasis
portofolio, teori tentang motivasi berprestasi dalam pembelajaran bilogi, dan
teori tentang hasil belajar.
Teori tentang pembelajaran berbasis
porotofolio adalah suatu usaha, jalan, cara, atau kebijaksanaan yang ditempuh
oleh guru juga siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang dilihat sebagai proses pembelajaran yang sesuai dengan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007, tentang standar
proses pembelajaran pada pendidikan dasar dan menengah dan berpusat pada siswa
yang disandingkan dengan tahapan asesmen portofolio. Tahapan-tahapan pembelajaran yang sesuai dengan standar proses
adalah yang proses pembelajarannya meliputi: (1) pelibatan, (2) eksplorasi, (3) elaborasi, (4) konfirmasi dan
(5) evaluasi. Sedangkan langkah-langkah penilaian portofolio pembelajaran
dikembangkan dari teorinya O’Malley
dan Pierce (1996: 16), Salvia dan Ysseldike (1996), McLaughin dan Voght (1996),
dan Wyaatt III dan Looper (1999: 8-9), yang kemudian mengembangkan suatu model
implementasi asesmen portofolio yang diakronimkan menjadi CORP (1) collecting, yaitu pengumpulan
data seperti karya-karya serta dokumen-dokumen lain termasuk draf, (2)
organizing, yaitu proses penyusunan dan pemilihan data-data itu menurut
aturan yang diinginkan, seperti secara kronologi, berdasarkan fokus, atau karya
terbaik yang mencerminkan proses belajar (3) reflection, yaitu refleksi
terhadap proses belajar yang telah dilalui serta evaluasi atas karya sendiri,
dan (4) presenting, yaitu menampilkan semua hasil seleksi dan refleksi
tersebut dalam suatu dokumen yang disebut folder portofolio.
Untuk
pelaksanaan asesmen portofolio, Jihad dan Haris (2008: 114) mendesain suatu
model implementasi asesmen portofolio, meliputi delapan teknik penilaian portofolio di dalam kelas sebagai
berikut: (1) jelaskan kepada peserta didik bahwa penggunaan portofolio, tidak
hanya merupakan kumpulan basil kerja peserta didik yang digunakan oleh guru untuk penilaian, tetapi digunakan juga oleh peserta didik sendiri; (2) tentukan
bersama peserta didik sampel-sampel portofolio apa saja yang akan dibuat; (3) kumpulkan dan simpanlah karya-karya
tiap peserta didik dalam satu map atau
folder; (4) berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan peserta didik sehingga dapat terlihat
perbedaan kualitas dari waktu ke waktu; (5) sebaiknya tentukan kriteria
penilaian sampel portofolio dan bobotnya
dengan para peserta didik sebelum mereka membuat karyanya; (6) minta peserta
didik menilai karyanya secara berkesinambungan. Guru dapat membimbing peserta
didik, bagaimana cara menilai dengan memberi keterangan tentang kelebihan dan
kekurangan karya tersebut, serta bagaimana cara memperbaikinya. Hal ini dapat
dilakukan pada saat membahas portofolio; (7) setelah suatu karya dinilai dan
nilainya belum memuaskan, maka peserta didik diberi kesempatan untuk
memperbaiki; (8) bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio.
Sementara itu Sanjaya (2008: 208), merinci ada lima
tahapan pelaksanaan penilaian portofolio sebagai berikut: (1) menentukan tujuan
portofolio, (2) penentuan isi portofolio, (3) menentukan format dan kriteria
penilaian, (4) pengamatan dan penentuan bahan portofolio, (5) menyusun dokumen
portofolio.
Wyaatt
III dan Looper (1999: 8-9) mengembangkan suatu model implementasi asesmen
portofolio yang diakronimkan menjadi CORP, yang meliputi (1) collecting,
yaitu pengumpulan data seperti karya-karya serta dokumen-dokumen lain termasuk
draf, (2) organizing, yaitu proses penyusunan dan pemilihan data-data
itu menurut aturan yang diinginkan, seperti secara kronologi, berdasarkan
fokus, atau karya terbaik (3) reflection, yaitu refleksi terhadap proses
belajar yang telah dilalui serta evaluasi atas karya sendiri, dan (4) presenting,
yaitu menampilkan semua hasil seleksi dan refleksi tersebut dalam suatu dokumen
yang disebut folder portofolio.
Untuk
menilai portofolio, Tierney, Carter, dan Desai (1990: 135) menyarankan agar
portofolio dinilai secara kontinum (dari sangat baik hingga sangat
kurang baik), dan dikomentari secara deskriptif. Komentar deskriptif
tersebut berisi antara lain pujian atas hal-hal baik dari portofolio tersebut,
dan saran-saran untuk perbaikan hal-hal yang masih perlu ditingkatkan. Dengan
demikian akan terdapat nilai dari setiap entri, setiap folder, dan tes (bila
tetap diadakan, baik tes formatif maupun sumatif).
Dalam kaitannya dengan
teori motivasi berprestasi dalam pembelajaran Biologi, dalam penelitian ini
secara konseptual mengacu pada teori motivasi berprestasi McClelland,
Hekckhausen, Goleman, dan Atkinson yang diartikan sebagai sesuatu keinginan yang
berasal dari dalam diri individu yang yang berdimensikan; (1) berorientasi pada keberhasilan yang
diindikasikan dengan; sensitif terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
peningkatan prestasi untuk unggul dan adanya usaha untuk mencapai keberhasilan,
(2) mengantisipasi kegagalan yang diindikasikan dengan cermat menentukan target
prestasi dan usaha menangulangi situasi penghambat pencapaian keberhasilan, (3)
inovatif yang diindikasikan dengan; mampu menemukan sesuatu dengan cara yang
lebih singkat, pendek, dan efisien; berkeinginan untuk berkompetisi sebagai
umpan balik; menyukai tantangan dari dalam maupun luar dirinya, (4)
bertanggungjawab terhadap tugas yang diindikasikan dengan; kesempurnaan
penyelesaian tugas, percaya diri dan tangguh dalam penyelesaian tugas, dan (5),
dimensi kelekatan/afeksi terhadap hal-hal yang berkaitan dengan alam (natural).
Dimensi
kelekatan/afeksi
terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
alam (natural) yang mengacu pada teori multiple intellegence Howard Gardner,
Amstrong, dan Kaufeldt yang diindikasikan dengan keterkaitan emosional
psikologis dan penilaian positif terhadap alam yang dicirikan dengan: (1) suka alam, hewan dan
alam terbuka; (2) bisa merasakan dan memperhatikan pola-pola dalam alam ini,
dan senang menunjukkan pada orang lain misalnya, gunung, awan, atau, jika
berada di lingkungan kota, mereka mungkin memperlihatkan kemampuan ini dalam
kepekaan terhadap "bentuk-bentuk" budaya populer (seperti misalnya
sepatu kanvas, sampul CD, model mobil, dan sebagainya); (3) dapat menggunakan pola-pola sebagai
penunjuk jalan (untuk dapat berkeliling), dan saya tidak takut tersesat di alam
atau di suatu lingkungan baru; (4) peka terhadap perubahan musim, fase-fase
bulan, pola-pola bintang, dan seterusnya; (5) tertarik belajar nama-nama dan
karakteristiknya dari berbagai tanaman dan binatang; (6) menikmati
pertunjukkan-pertunjukkan alam dan program-program tentang penjelajahan dan
budaya lain; suka berada di dalam lingkungan alam; (7) suka menikmati fenomena
alam seperti bintang berekor, matahari terbenam, guruh, dan gelombang; (8)
mudah berbaur dalam alam dan budaya baru, kadang-kadang saya merasa lebih
nyaman dalam situasi-situasi begini daripada situasi-situasi lainnya; (9)
sering ingin berada di luar dengan alam saat sedang berpikir tentang sesuatu
atau sedang memecahkan suatu persoalan.
Istilah hasil belajar adalah
segala sesuatu yang dimiliki siswa yang dapat menunjukkan bahwa siswa telah
melakukan proses pembelajaran baik berupa pengetahuan, keterampilan dan
sikap-sikap baru sebagai cerminan bahwa siswa telah mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan, seperti yang diartikan oleh S. Bloom dalam Popham (1975:
57), Jihad (2008: 14), Sudjana (2004), dan Sardiman (2007).
2.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan melalui eksperimen dengan design
Faktorial 2x2, dan data yang dianalisis adalah data hasil posttest saja. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
pembelajaran berbasis portofolio pada kelompok eksperimen, dan pembelajaran
langsung pada kelompok kontrol. Motivasi berprestasi siswa dalam pembelajaran
Biologi merupakan variabel moderator yang terdiri atas motivasi berprestasi
siswa tinggi dalam pembelajaran Biologi dan atas motivasi berprestasi siswa
rendah dalam pembelajaran Biologi. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
hasil belajar Biologi siswa.
Subyek penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas X di SMA Negeri 1 Tabanan yang terdiri dari tujuh kelas, yaitu:
kelas X1, X2, X3, X4, X5,
X6, dan X7 Tahun Pelajaran 2008 - 2009. Sampel penelitian
berjumlah 80 orang yang dipilih dengan teknik random sampling. Perandoman ini
diawali dengan melakukan tes penyetaraan kelas. Setelah dilakukan tes
penyetaraan kelas, maka kelas yang layak dijadikan sampel adalah kelas X2,
X3, X5, dan X6.
Penelitian ini menggunakan beberapa
instrumen pengumpul data. Data tentang motivasi berprestasi siswa dalam
pembelajaran Biologi diukur dengan skala motivasi berprestasi yang telah diuji
validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas isi dilakukan dengan expert judges. Uji berikutnya adalah
dengan uji empiris. Hasilnya dihitung dengan Korelasi Product Moment sehingga dapat diketahui tingkat validitas
butir motivasi berprestasi siswa dalam pembelajaran Biologi. Di samping itu,
reliabilitas skala motivasi berprestasi siswa dalam pembelajaran Biologi juga
dapat dihitung, yaitu menggunakan rumus Alpha Cronbach. Data tentang hasil belajar Biologi siswa
dapat diukur engan tes hasil belajar Biologi, serta rubrik penilaian analitik
yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Validitas isi tes hasil belajar
Biologi, dan rubrik penilaian analitik diuji melalui uji oleh expert judges,
serta melalui uji empiris. Hasilnya dihitung dengan rumus kesesuaian antarrater.
Eksperimen
dilaksanakan dari tanggal 1
April 2009 sampai 4 Juni 2009. Secara garis besar eksperimen dilaksanakan
melalui tiga tahapan. Tahap pertama,
adalah tahap awal eksperimen yang dilakukan dengan penyetaraan kelas dan
pemberian skala motivasi berprestasi siswa dalam pembelajaran Biologi pada
siswa kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Tahap kedua, tahap
pelaksanakaan eksperimen yang dilakukan dengan pelaksanaan pembelajaran pada
kelompok eksperimen dengan pembelajaran berbasis portofolio dan kelompok
kontrol dengan pembelajaran langsung sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) yang telah disusun. Tahap ketiga, tahap akhir eksperimen
yang dilakukan dengan pemberian tes hasil belajar Biologi untuk kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol.
Data yang diperoleh dari tes
hasil belajar, selanjutnya ditabulasikan dan diuji terlebih dahulu normalitas
sebaran datanya, serta homogenitas variansnya. Setelah kedua uji persaratan
analisisnya ini terpenuhi, penghitungan dilanjutkan dengan menggunakan Analisis
Varians (ANAVA) melalui uji F, kemudian diteruskan dengan uji Tukey.
3.
HASIL PENELITIAN
Penghitungan
dengan Analisis Varians (ANAVA) menunjukkan hasil sebagai berikut. Pertama, hasil belajar Biologi kelompok
siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pembelajaran berbasis portofolio lebih
tinggi daripada hasil belajar Biologi siswa yang mengikuti pembelajaran dengan
pembelajaran langsung dibuktikan oleh nilai FA = 9,49743; p <
0,05. Temuan ini membuktikan bahwa pembelajaran berbasis portofolio dapat
meningktakan hasil belajar Biologi siswa kelas X SMA Negeri 1 Tabanan. Tabanan Hasil
penghitungan juga menunjukkan bahwa kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran
dengan pembelajaran berbasis portofolio (kelompok Al) memiliki skor
rata-rata hasil belajar lebih tinggi yaitu sebesar 63,23, sementara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran
dengan pembelajaran langsung (kelompok A2) memiliki skor rata-rata
hasil belajar Biologi sebesar 58,30.
Kedua, untuk kelompok siswa yang memiliki motivasi
berprestasi tinggi dalam pembelajaran Biologi, hasil belajar Biologi siswa yang
mengikuti pembelajaran dengan pembelajaran berbasis portofolio lebih tinggi
daripada hasil belajar Biologi siswa yang mengikuti pembelajaran dengan
pembelajaran langsung. Hal itu dapat dilihat pada besaran nilai Q = 10,399; p
< 0,05. Rata-rata skor hasil belajar Biologi
kelompok siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dalam pembelajaran
Biologi dan mengikuti pembelajaran dengan pembelajaran berbasis portofolio
sebesar 69,50 lebih besar dari rata-rata skor
hasil belajar Biologi kelompok siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi
dalam pembelajaran Biologi dan mengikuti pembelajaran dengan pembelajaran
langsung sebesar 54,20.
Ketiga, untuk kelompok
siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah dalam pembelajaran Biologi,
hasil belajar Biologi siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pembelajaran
berbasis portofolio lebih rendah daripada hasil belajar Biologi siswa yang
mengikuti pembelajaran dengan pembelajaran langsung. Hal itu dapat dilihat pada
besaran nilai Q = 4,00198; p < 0,05. Rata-rata
skor hasil belajar Biologi kelompok siswa yang memiliki motivasi berprestasi
rendah dalam pembelajaran Biologi dan mengikuti pembelajaran dengan pendekatan
pembelajaran berbasis portofolio adalah sebesar 56,95 lebih rendah dari
rata-rata skor hasil belajar Biologi kelompok siswa yang memiliki motivasi
berprestasi rendah dalam pembelajaran Biologi yang mengikuti pembelajaran
dengan pembelajaran langsung sebesar 62,40.
Keempat, ada pengaruh
interaksi antara jenis pembelajaran dengan motivasi berprestasi siswa dalam pembelajaran
Biologi terhadap hasil belajar Biologi siswa. Hal itu dapat terlihat pada
besaran nilai FAB =
42,14731; p < 0,05.
4.
PENUTUP
Berdasarkan analisis dan
pembahasan seperti yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.
1)
Secara keseluruhan hasil belajar Biologi kelompok siswa yang mengikuti
pembelajaran dengan pembelajaran berbasis portofolio lebih tinggi dari kelompok
siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pembelajaran langsung pada siswa SMA
Negeri 1 Tabanan.
2)
Untuk kelompok
siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dalam pembelajaran Biologi,
hasil belajar Biologi siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pembelajaran berbasis
portofolio lebih tinggi daripada siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pembelajaran
langsung.
3)
Untuk kelompok
siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah dalam pembelajaran Biologi,
hasil belajar Biologi siswa yang mengikuti pembelajaran berbasis portofolio lebih
rendah daripada siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pembelajaran langsung.
4)
Terdapat
pengaruh interaksi antara jenis pembelajaran dan motivasi berprestasi dalam
pembelajaran Biologi terhadap hasil belajar Biologi siswa pada SMA Negeri 1
Tabanan.
DAFTAR PUSTAKA
Bloom B. S, ect. 1971. Handbook on Formative and Sumative
Evaluation of Student Learning. New York: McGraw-Hill Book Co.
Bruner, Jerome S. 1974. Relevance of Education. Harmonsworth, Midlesex: A Davidson of Penguin Book
Ltd.
Budimansyah, Dasim. 2007. Model Pembelajaran Berbasis Portofolio Biologi.
Bandung: PT Ganesindo.
Budimansyah, Dasim. 2002. Model Pembelajaran dan
Penilaian Berbasis Porto folio. PT
Genesindo. Bandung.
|
Depdiknas. 2001. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah.
Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan
Umum.
Depdiknas. 2003. Penilaian Tingkat Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan
Depdiknas. 2007. Materi Sosialisasi dan Pelatihan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Direktorat Jendral Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Depdiknas. 2008. Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar
dan Menengah. Depdiknas: BSNP.
DePorter, Bobbi and Hernacki Mike.
2002. Quantum Learning: Membiasakan
Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.
DePorter, Bobbi et. al. 2006. Quantum Teaching:Mempraktikan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas.
Bandung: Kaifa.
Eysenck. H.J. et al. 1972. Encyclopedia of Psychology. New York: The Continuum Publishing Company.
Garner, Howard. 1993. Multiple Intelligences
The Theory in Practice. New York:
HarperCollins Publisher Inc.
Gates, Arthur
J, et. al. 195. Educational Psychology. New York: The MacMillan Company.
Goleman, D. 1999. Kecerdasan
Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi (Terjemahan). Jakarta: PT Gramedia.
Gregory, Robert J. 2000. Psychological Testing. Needham
Heights: Allyn &
Bacon, Inc.
Guilford, J.P. 1954. Psycometrik
Methods. New York:
McGraw-Hill Book Company Inc.
Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:
Bumi Angkasa
Harsanto, Radno. 2007. Pengelolaan
Kelas yang Dinamis. Yogyakarta: Kanisius.
Hasnunidah,
Neni. 2006. Implementasi Model Portofolio Dalam
Pembelajaran Biologi Di Sma Al-Kautsar Bandar Lampung
(Studi Kasus pada Siswa Kelas X SMA Al-Kautsar Bandar Lampung). http://www.scrib.com. Diakses tanggal 30 Mei 2009.
Pembelajaran Biologi Di Sma Al-Kautsar Bandar Lampung
(Studi Kasus pada Siswa Kelas X SMA Al-Kautsar Bandar Lampung). http://www.scrib.com. Diakses tanggal 30 Mei 2009.
Heckhausen, H.
1967. The Anatomy of Achievement Motivation. New York: Academic Press.
Houston, John P. 1985. Motivation. London:
Collier McMilland Publishers.
Howe, Michael J.A. 1984. A Teacher's
Guide to The Psychology of Learning. New York: Brasil Blackwell.
Ibrahim, M dan Nur, M. 2000. Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya:
Unesa University Pres.
Johnson, Elaine B. 2007. Contextual Teaching & Learning Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar
Mengasyikkan dan Bermakna (Terjemahan).
Bandung:
MLC.
Jung, J. 1978. Understand-ing Human Motivation. New York: Macmillan Publishing Co. Inc.
Kerlinger, Fred N. 2004. Asas-asas Penelitian Behavioral. Terjemahan Landung R. Simatupang. Foundation of Behavioral Research. 3nd.
1986. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Komarudi. 2005.
“Langkah-langkah Praktik Belajar Pengetahuan Sosial/Pembelajaran Portofolio”.
Disampaikan pada Pendidikan dan Pelatihan Fasilitator Guru Bidang Studi IPS Mts
Tingkat Nasional Tahun 2005 yang diselenggarakan oleh Badan Litbang Agama dan
Diklat Keagamaan Departemen Agama Republik Indonesia.
Kardi, Soeparman dan Nur,
M. 2000. Pengajaran Langsung. Surabaya: Unesa.
Koyan,
Wayan. 2007. Asesmen dalam Pendidikan. Singaraja:
Undiksha.
Koyan,
Wayan. 2007. Statistika Terapan.
Singaraja: Undiksha.
Kaufeldt, Martha. 2008. Wahai Para Guru Ubahlah Cara Mengajarmu,
Perintah Pengajaran yang Berbeda-Beda dan
Sesuai dengan Otak. Jakarta: PT. Indeks.
Maslow, Abraham
H. 1970. Motivation and Personality. New York: Harper& Row Publishers.
Mc.Laughin, M. & Vogt, M.
(1996). Portfolios in Teacher Education. Dela ware: International Reading Association.
McDonald. 1959. Educational Psychology, San Fransisco: Wadsworth
Publishing, Inc.
McClelland, David C. 1953. The Achievement Motive.
New York:
Appleton-Century-Crafts Inc.
McClelland, David C. et. al.1976.
The Achievement Motive. New York: Irvington Publisher.
McClelland, David .C. 1987. Memacu Masyarakat Berprestasi (terjemahan). Jakarta: Intermedia.
Marhaeni, A.A Istri N. 2005. Pengaruh
Asesmen Portofolio dan Motivasi Berprestasi Dalam Belajar Bahasa Inggris
Terhadap Kemampuan Menulis Dalam Bahasa Inggris, Desertasi, Universitas Negeri Jakarta.
Marhaeni, A.A Istri N. 2006. Menggunakan
Pembelajaran Kontekstual di SMP, Makalah,
disajikan pada Pelatihan Bagi Guru-Guru
SMP Negeri 1 Negara Tanggal 5 September 2006 di Jembrana Bali.
Meier, Dave. 2002. Accelerated Learning HandBook: Panduan Kreatif dan Efektif Merancang
Program Pendidikan dan Pelatihan. Bandung: Kaifa.
Nana, Sudjana. 2006. Strategi Pembelajaran. Bandung: Falah
Produktion.
Nana, Sudjana. 2008. Penilaian Hasil
Belajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nurhadi dan
Senduk, A.G. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang.
Nur, Mohamad. 2003. Pemotivasian Siswa Untuk Belajar.
Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Nur, Mohamad.
2004. Pengajaran Berpusat pada Siswa dan
Pendekatan Konstruktivitis. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Nur, Mohamad.
2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean
Piaget. Yogyakarta: Kanisius.
O’Malley, J.M.
& Valdez Pierce, L. (1996). Authentic Assessment
for English Language Learners. New York: Addison-Wesley Publishing Company.
Popham, W.
James. 1975. Educational Evaluation.
New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Salvia, J.
& Ysseldyke, J.E. (1996). Assessment. 6th
Edition. Boston:
Houghton Mifflin Company.
Sanjaya,
Wina. 2008. Pembelajaran Dalam
Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana.
Sardiman, A.M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Slavin,
R.E. 1991. Educational Psychology Theory
into Practice. New Jersey: Englewood Clitfs.
Stiggins,
R.J. 1994. Student-Centered
Classroom Assesment. New
York: Macmillan
College Publishing Company.
Suparno,
Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme
dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.
Sevilla, G. Consuelo, et. al. 1993. Pengantar Metode
Penelitian. Jakarta: Universitas Indonesia.
Suprapranata,
S. 2004. Panduan Penulisan Tes Tertulis: Implementasi
Kurikulum 2004. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Tierney, R.J.,
Mark A. Carter, & Laura E. Desai (1990). Portfolio Assessment in the
Reading-Writing Classroom. Norwood MA: Christopher Gordon Publishers.
Trianto.
2007b. Model Pembelajaran
Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Wyaatt III, R.L. & Looper, S.
1999. So You Have to Have A Portfolio, a Teacher’s Guide to Preparation and
Presentation. California:
Corwin Press Inc.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar